Berencana mau liburan ke BALI atau pesan paket tour package, hotel , transpot ,meeting room , arival airport , travel ducument , event organizer dll hub kami.. di TLP:08993161288. pin BB:25e40a7b . Email: ostabali@gmail.com





ShoutMix chat widget
Cara Buat Buku Tamu disini

widget by Klinik-it
Welcome Myspace Comments

Senin, 25 Juli 2011

Nenek Ini Hidup Dengan 7 Bebek

Artikel Anyar yang Berhubungan



Kasihan, Nenek Ini Hidup Dengan 7 Bebek


PAMEKASAN - Kemiskinan yang menjerat Mistani (90), warga Dusun Soloh Timur, Desa Murtajih, Kecamatan Pademawu, Pamekasan, Madura, memaksanya tinggal di gubuk reot berukuran 3 x 2 meter. Nenek renta ini tidak tinggal sendiri, tetapi ditemani tujuh ekor bebek piaraannya.

Rumah tinggalnya sekaligus berfungsi sebagai kandang bebeknya. Bau amis menyeruak di dalam rumahnya. Sebab, kotoran bebek dan kotoran Mistani bercampur menjadi satu. Di rumah itu, memang tidak dilengkapi tempat mandi cuci dan kakus (MCK) yang memadai.

Berdasarkan penuturan Mistani, setelah suaminya, Sumo, dan anaknya, Asmo, meninggal dunia beberapa tahun silam, dirinya tinggal sebatang kara. Tak ada sanak familinya yang membantunya. "Suami dan anak saya menjadi sandaran satu-satunya. Namun, keduanya sudah meninggal," katanya, Rabu (20/7/2011), dengan nada terbata-bata.

Rumah yang ia tempati saat ini bukanlah miliknya, melainkan tempat tinggal yang dibuatkan oleh para tetangga Mistani. Munawar (45), tetangga Amyani, mengatakan, setelah ditinggal suaminya, Amyani tidak punya tempat tinggal sehingga masyarakat bertekad untuk membuatkan gubuk sederhana.

Selama tinggal di gubuk reot tersebut, kebutuhan makan Amyani hanya menunggu belas kasihan para tetangganya. Selama ini yang rajin memberi makan Amyani adalah Wati. "Saya tidak tega melihat dia karena sudah tua renta dan tidak bisa bekerja mencari nafkah lagi," tutur Wati.

Satu-satunya kekayaan Amyani adalah tujuh bebeknya. Untuk memenuhi pakan ketujuh bebeknya, Amyani selalu menyisihkan makanan dari hasil pemberian para tetangganya. "Kalau bebeknya bertelur saya jual," imbuhnya.

Melihat penderitaan Amyani, Pemerintah Daerah Pamekasan pun tergerak untuk membantunya. Amyani harusnya masih bisa bernapas lega. Pasalnya, kini ia memperoleh santunan uang sebesar Rp 2 juta. Santunan tersebut menurut Bupati Pamekasan Kholilurrahman untuk biaya hidup sehari-hari. "Sementara itu yang bisa kami bantu. Selanjutnya akan kami upayakan pembangunan tempat tinggal yang lebih layak sekaligus dengan biaya hidupnya,"

Tidak ada komentar:

 
Letakkan kode iklan disini